Restorasi Sumpah Pemuda; Pemuda Kuat Menuju Indonesia Digdaya

sumpah pemuda

Makna Pemuda menurut UU Nomor 48 tahun 2009 tentang kepemudaan. Pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun. Kepemudaan adalah berbagai hal yang berkaitan dengan potensi, tanggung jawab, hak, karakter, kapasitas, aktualisasi diri, dan cita-cita pemuda. Bahwa dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia sejak perintisan pergerakan kebangsaan Indonesia, pemuda berperan aktif sebagai ujung tombak dalam mengantarkan bangsa dan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, dan berdaulat. Serta tentu ini semata-mata untuk memenuhi kesejahteraan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sebagai refleksi kekuatan anak muda kita tidak boleh melupakan masa-masa tahun 1908 sebagai awal berdirinya organisasi pemuda pertama yaitu Budi Utomo, kita tidak melupakan masa-masa tahun 1928 sebagai awal dicetuskanya sumpah pemuda, kita tidak melupakan masa-masa tahun 1945 sebagai awal masuknya gerbang baru suatu bangsa yang berani memproklamirkan kemerdekaanya, kita tidak melupakan masa-masa tahun 1966 saat kesatuan aksi mahasiswa Indonesia (KAMI) menuntut orde lama untuk bertanggung jawab atas sederet problematika yang melanda Indonesia kalah itu, dan kami tidak melupakan masa-masa tahun 1998 di saat gelombang besar masa aksi yang tergabung dari  berbagai elemen pemuda, masyarakat, dan buruh menuntuk perubahan kepada orde baru yang kemudian kita kenal dengan era reformasi. Sederet kisah di atas telah membuktikan bahwa anak muda yang mestinya lebih akif dalam mengambil peran dalam menggagas suatu perbuhan.

Inilah kemudian pentingnya peran aktif pemuda dalam pembaruan dan pembangunan bangsa, pemuda mempunyai fungsi dan peran yang sangat strategis sehingga perlu dikembangkan potensi dan perannya melalui penyadaran, pemberdayaan, dan pengembangan sebagai bagian dari pembangunan nasional. Serta untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional, diperlukan pemuda yang berakhlak mulia, sehat, tangguh, cerdas, mandiri, dan professional dalam berperilaku. Sehingga sebagai generasi muda sekaligus sebagai generasi emas bangsa patut untuk kita menjaga serta melanjutkan kemerdekaan yang telah susah paya diraih oleh para founding father kita. Kemerdekaan yang ditanam subur dengan siraman keringat dan cucuran air mata ini jangan sampai kita mensalah maknakan dengan sikap dan perbuatan kita yang berbanding terbalik dengan apa yang sudah dicita-citakan oleh para pahlawan bangsa, sehingga mestinya sebagai anak muda penerus masa depan bangsa yang harusnya menjaga Indonesia ini agar lebih baik dan jangan malah menjadi mundur serta tertinggal dari bangsa-bangsa lain di luar sana.

Sehingga sebagai renungan kita, patut untuk kita mulai dengan pertanyaan sudakah Indonesia merdeka? Inilah kalimat yang berulang-ulang untuk kita pertanyakan sebagai generasi muda sang pemilik sah negeri ini. Sepenggal kalimat yang pernah disinggung juga dalam buku “kita belum merdeka” yang di tulis oleh seorang tokoh akademisi sekaligus pengamat ekonom Indonesia Ichsanuddin Noorsy.

Seyogianya sebagai generasi yang lahir jauh dari masa penjajahan, sudah saatnya kita mulai membuka lembaran baru masa depan bangsa dengan mencatatnya dengan tintas emas Indonesia yang gemilang, dimana justru rule maps kita dalam membangun bangsa harusnya tidak seperti kapal berlayar yang sedang kehilangan arah tujuan, dihantam badai besar tak tahu arah untuk kembali. Kegemilangan kita dalam berbangsa dan bernegara jangan sampai berhenti pada slogan “Indonesia Kita Telah Merdeka” saja yang justru ironis dalam realitanya kemerdekaan Indonesia sampai dengan saat ini masi hanya dinikmati oleh sekelompok orang atau individu yang menganggap punya kuasa atas otoritas terhadap pengaturan sitem di negeri ini, baik pengaturan sistem politik, sistem ekonomi, dan sistem tata kelola pemerintahan yang nyata hipokrit.

Bangsa ini tentu membutuhkan peran sentral dan aktif dari anak muda untuk mengawal segala bentuk problematika yang melanda negeri kita hari ini, sederet problematika yang terus bermunculan seperti praktik KKN (Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme), pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia), dan praktrek kapitalis yang merampas hak-hak masyarakat adat.

Prof. Dr. Sri Edi Swasono dalam pengantar buku “kita belum Merdeka” yang di tulis oleh Ichsanuddin Noorsy dalam tulisan pengantarnya dia menyampaikan bahwa saat ini ada dua kelompok utama elit Indonesia. Kelompoik elite pertama adalah para nasionalis, para patriot kemerdekaan nasional yang ingin tetap mempertahankan kemerdekaan, di mana mereka senantiasa memelihara sekukuhnya “national sovereignty and territorial integrity Indonesia” artinya kedaulatan nasional dan integritas wilayah Indonesia, mereka yang senantiasa peka menolak kembalinya penjajahan model baru dalam bentuk apa pun. Semboyan kelompok ini “sekali merdeka tetap merdeka”. Sedangkan kelompok elite kedua adalah mereka yang menyukai kembalinya penjajahan, tidak sedikit di antara mereka berada dalam pemerintahan atau dekat dengan kekuasaan. Semboyan kelompok ini “nasionalisme itu kuno”, sambil menepuk dada mengagumi buku-buku fiksi baru dan dengan absurd-nya bilang “this is the end of nation state, the world is borderless and there is no more free lunch artinya ini adalah akhir dari negara bangsa, dunia tanpa batas dan tidak ada lagi makan siang gratis”.

Peringatan hari sumpah pemuda tahun 2023 ini, mestinya  mampu menjadi refleksi bagi kita setiap generasi muda Indonesia dalam mengantarkan kita pada semangat nation building atau ikut serta dalam membangun bangsa Indonesia yang digdaya. Indonesia adalah negara yang lahir dan besar sebab adanya kesepakatan akan keberagaman dalam menggapai bingkai kesatuan, artinya pemuda-pemudi yang berkumpul pada tanggal 27-28 oktober 1928 dahulu disebabkan oleh timbulnya kesadaran akan adanya keresahan yang sama, keresahan itu kemudian dipupuk dengan semangat untuk mengakhiri ketertertindasan serta kekerasan yang berkepanjangan. Lahirnya pemuda-pemudi pendiri bangsa itu menggagas lahirnya suatu konsesus yang merangkul semua perbedaan yang kita kenal sampai hari ini dengan kata “sumpah pemuda” yang disepakati menjadi sebuah konsensus bersama, guna mencapai tujuan bersama: INDONESIA MERDEKA UNTUK SEMUA GOLONGAN.

Lantas apakah sudah berjalan seperti yang diharapkan? Ini yang mesti dan memang perlu menjadi diskursus panjang yang tiada henti apalagi pada seperempat abad terakhir menuju satu abad usia Indonesia Merdeka. Sehingga sebagai generasi muda bangsa Indonesia sudah menjadi kewajiban bagi kita semua untuk tetap terus menlanjutkan apa yang menjadi cita-cita luhur para pendiri bangsa. Semangat jiwa patriot harus tetap berdentum di langit biru ibu pertiwi, cucuran air keringat selalu membasahi tanah ibu pertiwi kita yang subur. Negara Indonesia  adalah negara yang dibangun dengan fondasi pengorbanan  semua elemen manusia dari berbagai perbedaan  suku, agama dan budaya bangsa yang ada.

Maka dari itu ketika menguraikan kembali prinsip ke-4 yakni prinsip kesejahteraan sosial, Bung Karno menegaskan; “Tidak akan ada kemiskinan di dalam Indonesia Merdeka. Apakah kita mau Indonesia Merdeka, yang kaum kapitalnya merajalela, ataukah yang semua rakyat sejahtera, yang semua orang cukup makan, cukup pakaian, hidup dalam kesejahteraan, merasa dipangku oleh Ibu Pertiwi yang cukup memberi sandang-pangan kepadanya? Mana yang kita pilih, saudara-saudara?” ucap Bung Karno dengan retorikanya yang memukau. Maka sebagai anak muda Indonesia sudah saatnya kita bermimpi tentang Indonesia Digdaya atau Super Power yang negara nya tidak dirampah sumber daya alamnya, yang sumber daya manusianya tidak menjadi pesuruh atau babu di negara nya sendiri. Maka pemuda kuat yang dimaksud disini adalah pemuda yang tidak pernah pupus semangatnya dengan hadirnya berbagai gempuran problematik di negeri ini, sebab anak muda yang disebut bertulang besi, pikiranya setajam keris dan memiliki ide yang seluas samudera ia tidak akan goyah jika hanya dikagetkan dengan godaan materialistik serta tawaran jabatan yang dapat membunuh nalar kritis kita sebagai anak muda. Maka dengan begitu baru kita mampu menuju Indonesia yang Digdaya.

 

 

https://simlppm.untan.ac.id/vendor/terbaik-2024/https://lentera.uin-alauddin.ac.id/question/gratis-terlengkap/https://old-elearning.uad.ac.id/gampang-menang/https://fk.ilearn.unand.ac.id/demo/http://ti.lab.gunadarma.ac.id/jobe/system/https://elearning.uika-bogor.ac.id/tanpa-potongan/https://mti.unpam.ac.id/assets/images//https://besadu.belitung.go.id/css/https://uptdlkk.kaltimprov.go.id/img/product/https://jdih-dprd.sumedangkab.go.id/system/https://siswa.dpuair.jatimprov.go.id/tests/demo/https://simmas.jombangkab.go.id/vendor/https://siapmang.kotabogor.go.id/storage/https://e-learning.iainponorogo.ac.id/thai/https://alumni.fhukum.unpatti.ac.id/app/