Baliho, Partai Politik dan Pendidikan politik

baliho, parpol & pend politik

Latar Belakang

Menjelang pemilu tahun 2024 dianggap sebagai momentum terbaik untuk partai politik untuk memperluas ruang publik. Media luar seperti baliho, spanduk, dan banyak poster tokoh politik tersebar luas. Semua peristiwa besar dapat dilihat di internet melalui berbagai platform sosial media. Di tahun ini, banyak sekali baliho, spanduk, dan poster menunjukkan bahwa pesta demokrasi akan berlangsung dengan sangat meriah. Sementara proses pemilu berlanjut hingga pemungutan suara, euforia itu pasti akan semakin meningkat.

Di seluruh daerah di Indonesia, akhir-akhir ini terlihat banyak baliho dan bendera partai dengan slogan yang berusaha menarik simpati publik menjelang pemilu 9 April 2014. Semua caleg dengan senyum yang mengembang atau lembar dilengkapi dengan janji-janji manis penuh di setiap tempat, lokasi, dan gedung yang terletak dengan tepat Seolah-olah mereka adalah para pejuang aspirasi masyarakat bersama dengan partai yang mengusungnya.

Semua orang, termasuk selebriti, bersaing untuk menjadi anggota parlemen negara ini. Dan tujuan tersebut menghasilkan kemenangan di tahun  2024. Banyak acara dikemas untuk silahturahmi dengan masyarakat. Berpartisipasi dalam setiap acara olahraga komunitas, berpartisipasi dalam kegiatan sosial komunitas, dan menghadiri seminar komunitas. Para caleg senang membantu acara tersebut dengan materi karena mereka dapat hadir dan bertatap muka dengan lapisan masyarakat. Selain itu, mereka dengan cepat menjadi kritis terhadap setiap kebijakan yang mereka anggap tidak bermanfaat bagi masyarakat. Tampil sebagai pejuang utama untuk aspirasi masyarakat.

Pada dasarnya, partai-partai politik peserta pemilu belum diizinkan secara resmi untuk melakukan kampanye. Sesungguhnya agenda kampanye peserta pemilu baru akan dimulai pada 28 November 2023 sampai dengan 10 Februari 2024. Setelah 75 hari penuh dengan hingar bingar kampanye tersebut, terdapat jeda waktu beberapa hari yang menjadi masa tenang sebelum hari pemungutan suara.

Para caleg politik membutuhkan tempat untuk bersosialisasi di masyarakat. Selain itu, pendapat masyarakat juga berbeda, karena para caleg, baik yang baru maupun yang lama, jarang berinteraksi dengan masyarakat jika tidak pada saat menjelang pemilu. Sebagian besar dari mereka tampaknya hadir secara langsung di mana-mana, dan bertemu serta menghadiri acara komunitas dianggap bermanfaat bagi mereka secara pribadi.

Partai Politik

Menurut Budiardjo partai politik adalah sekelompok orang yang terorganisasir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini ialah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik (biasanya) dengan cara konstitusional untuk melaksanakan programnya. Sedangkan menurut Giovani Sartori partai politik adalah suatu kelompok politik yang mengikuti pemilihan umum dan, melalui pemilihan umum itu mampu menempatkan calon-calonya untuk menduduki jabatan-jabatan politik.

Sedangkan menurut Ramlan Surbakti Partai politik dalam dunia perpolitikan, khususnya dalam politik lokal akan mudah dipahami dengan mengerti terlebih dahulu definisi partai politik. Ada tiga teori yang mencoba menjelaskan asal usul partai politik. Pertama, teori kelembagaan yang melihat ada hubungan antara parlemen awal dan timbulnya partai politik, kedua, teori situasi historik yang melihat timbulnya partai politik sebagai upaya suatu sistem politik untuk mengatasi krisis yang ditimbulkan dengan perubahan masyarakat secara luas. Ketiga, teori pembangunan yang melihat partai politik sebagai produk modernisasi sosial ekonomi

Baliho

Baliho sebagaimana telah dikemukakan pada latar belakang penelitian ini adalah sebuah media  Memperhatikan kandungan Peraturan  penyampaian yang  ingin  menjelaskan atau menegaskan adanya suatu agenda kegiatan sehingga dapat disaksikan orang. Penempatan baliho pada ruang-ruang terbuka dan strategis pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk menjelaskan kepada para pengguna jalan sebagai calon pembaca agar mengetahui isi informasi yang ada dalam baliho. Maka dalam kaitannya dengan agenda politik, baliho adalah alat sosialisasi mengkampanyekan figur pasangan calon dan visi misi pencalonannya dalam pemilihan umum.

Baliho sebagai simbol atau tanda dan bahasa politis dalam amatan Jean Baudrillard (Piliang, 2009) disebut sebagai simulakra politik (political simulacra) yaitu suatu keadaan yang sedang berlangsungnya simbiosis strategi politik dan teknologi pencitraan (imagology) yang didalamnya citra tentang tokoh dan partai dikemas dalam rangka mempengaruhi persepsi, emosi, perasaan, kesadaran dan opini publik sehingga mereka (calon pemilih) dapat digiring ke sebuah preferensi, pilihan dan keputusan politik tertentu (the imagology of politic).

Baliho sebagai media khusus dalam interaksi politik antara pasangan calon dengan para calon pemilih. Melalui baliho, pasangan calon ingin menunjukkan diri dan identitas politiknya, dengan demikian terbangun suatu hubungan timbal balik secara interaktif antar keduanya, walaupun pada hakikatnya interaksi itu lebih bersifat pasif.

Pendidikan Politik

Pendidikan politik merupakan agenda yang sangat penting, karena dalam melangsungkan pembangunan sebuah bangsa memerlukan syarat untuk keterdidikan rakyat secara politik. Rakyat yang terdidik secara politik adalah warga negara, sehingga bisa secara sadar mandiri ikut berpartisipasi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses pembangunan. Kehadiran partai politik dapat dilihat pada perannya dalam melakukan pendidikan politik kepada warga masyarakat. Dengan pendidikan politik masyarakat dimungkinkan untuk memiliki kebudayaan politik yang ideal, yakni kesadaran untuk mendukung sistem politik dan sekaligus mampu memberikan kritik dan koreksi.

Proses pendidikan politik diharapkan dapat menjadi sarana bagi terwujudnya masyarakat yang memiliki pengetahuan mengenai persoalan politik serta memahami hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara. Pendidikan politik diperlukan bukan saja bagi para pemilih yang kurang atau belum memiliki pemahaman tentang persoalan politik, melainkan juga bagi pengurus parpol agar memiliki pengetahuan tentang persoalan politik yang mewadahi. Hal ini menjadikan pentingnya pendidikan politik (political education) bagi rakyat.

Pendidikan politik merupakan agenda yang sangat penting, karena dalam melangsungkan pembangunan sebuah bangsa memerlukan syarat untuk keterdidikan rakyat secara politik. Rakyat yang terdidik secara politik adalah warga negara, sehingga bisa secara sadar mandiri ikut berpartisipasi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses pembangunan. Kehadiran partai politik dapat dilihat pada perannya dalam melakukan pendidikan politik kepada warga masyarakat. Dengan pendidikan politik masyarakat dimungkinkan untuk memiliki kebudayaan politik yang ideal, yakni kesadaran untuk mendukung sistem politik dan sekaligus mampu memberikan kritik dan koreksi.

Proses pendidikan politik diharapkan dapat menjadi sarana bagi terwujudnya masyarakat yang memiliki pengetahuan mengenai persoalan politik serta memahami hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara. Pendidikan politik diperlukan bukan saja bagi para pemilih yang kurang atau belum memiliki pemahaman tentang persoalan politik, melainkan juga bagi pengurus parpol agar memiliki pengetahuan tentang persoalan politik yang mewadahi. Hal ini menjadikan pentingnya pendidikan politik (political education) bagi rakyat.

Baliho, partai politik dan pendidikan politiik

Baliho lebih sering digunakan karena sangat efektif sebagai alat komunikasi politik yang membangun kepercayaan, keberterimaan, dan keberpihakan masyarakat terhadap pemilihan. Selain itu, baliho digunakan untuk mendorong simpati masyarakat selama proses pemilihan umum dan untuk menyebarkan info program kerja, Visi misi dan lain sebagainya. Pencitraan politik, juga dikenal sebagai branding politik, dapat secara bersamaan dengan cara diinternalisasi secara simultan kepada masyarakat.

Padahal dengan banyaknya partai politik di Indonesia tentu membawa konsekuensi bahwa seharusnya masyarakat pemilih mempunyai wawasan yang lebih luas tentang hal yang terkait dengan kebebasan berdemokrasi yang beretika. Pada dasarnya Partai politik sekarang sudah gagal dalam memberikan pendidikan politik kepada masyarakat. Pendidikan politik yang diberikan justru semakin memperkuat anggapan bahwa politik itu kotor dengan menghalalkan segala cara yang selama ini dilakukan politisi partai. Pendidikan politik oleh partai politik dianggap tidak lebih dari pembodohan masyarakat yang mengatasnamakan masyarakat, bangsa, negara, dan demokrasi untuk melegitimasi langkah politis mereka dalam meraih kekuasaan.

Peran partai politik melalui politisinya dalam memberikan pendidikan politik bagi masyarakat masih belum terasa maksimal diterima, karena yang dilakukan politisi saat ini masih mengedapankan ego pribadi sehingga masyarakat cenderung terkungkung dalam satu framing satu orang politisi. Padahal pendidikan politik bagi masyarakat sangat diperlukan agar mereka dapat menentukan pilihan politiknya secara cerdas dan untuk menjamin kualitas hasil pemilu.

Partai politik harus mampu memberikan pendidikan politik bagi masyarakat luas agar menjadi warga negara Indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Karena selama ini parpol sebagian besar hanya melakukan pengkaderan untuk konstituennya, yang dalam hal ini mereka sebut dengan pendidikan politik, sedangkan yang dilakukan untuk masyarakat belumlah optimal. Pendidikan politik yang dilakukan untuk masyarakat biasanya hanya dilakukan pada masa kampanye menjelang pemilu. Dan tentu juga perlu satu aturan yang jelas tentang domisili tetap partai politik sampai ketingkat kabupaten atau kota minimalnya. Sehingga partai politik melalui legislatornya yang merupakan cerminan perwakilan suara rakyat yang betul-betul memiliki peran untuk menampung aspirasi masyarakat umum atau konstituennya.

https://simlppm.untan.ac.id/vendor/terbaik-2024/https://lentera.uin-alauddin.ac.id/question/gratis-terlengkap/https://old-elearning.uad.ac.id/gampang-menang/https://fk.ilearn.unand.ac.id/demo/http://ti.lab.gunadarma.ac.id/jobe/system/https://elearning.uika-bogor.ac.id/tanpa-potongan/https://mti.unpam.ac.id/assets/images//https://besadu.belitung.go.id/css/https://uptdlkk.kaltimprov.go.id/img/product/https://jdih-dprd.sumedangkab.go.id/system/https://siswa.dpuair.jatimprov.go.id/tests/demo/https://simmas.jombangkab.go.id/vendor/https://siapmang.kotabogor.go.id/storage/https://e-learning.iainponorogo.ac.id/thai/https://alumni.fhukum.unpatti.ac.id/app/